Segala puji
hanyalah milik Allāh. Ṣalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Rasulullāh.
Allāh Subhanahu
wa Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi,
يا عبادي، إنكم تخطئون بالليل والنهار وأنا أغفر الذنوب جميعاً
فاستغفروني أغفر لكم
“Wahai
hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian terjatuh dalam kesalahan baik di malam
maupun siang hari. Dan Aku mengampuni seluruh dosa. Maka mintalah ampun
kepada-Ku, ‘kan Ku ampuni kalian” (HR. Muslim)
Sebagai
manusia biasa, disadari atau tidak, setiap harinya kita terjatuh dalam
kesalahan, baik karena lalai atau tidak maksimal dalam menjalankan kewajiban
atau terpeleset ke perbuatan dosa. Oleh sebab itulah seorang hamba
diperintahkan untuk selalu memohon ampun kepada Allāh Ta’ala.
Selain itu, seorang hamba dapat melakukan beberapa amalan harian yang merupakan
sebab terampuninya dosa-dosa yang telah ia lakukan. Diantara amalan harian yang
merupakan sebab yang mendatangkan ampunan Allāh adalah sebagai berikut :
1.
Bertaubat
Allāh Ta’ala
berfirman dalam sebuah ayat yang dikenal dengan ayat yang paling melambungkan
harapan bagi seorang hamba,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ
لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah
: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kalian putus asa dari rahmat Allāh! Sesungguhnya Allāh mengampuni
seluruh dosa. Sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (QS. Az Zumar : 53)
Pada ayat
ini, Allāh menyeru seluruh manusia, baik yang dosanya kecil maupun besar, agar
mereka bertaubat dan tidak berputus asa dari rahmat Allāh. Karena Allāh
mengampuni semua jenis dosa, bahkan yang paling berat sekalipun, yakni dosa
syirik. Orang yang telah bertaubat sebagaimana bayi yang baru lahir,
bersih dari dosa. Rasulullāh ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ، كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
“Orang
yang bertaubat dari dosa bagaikan orang yang tidak punya dosa” (HR. Ibnu
Majah, dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani)
2.
Menjaga shalat 5 waktu
Rasulullāh
ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلَاةُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ،
كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ، مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Ṣalat
5 waktu dan (rentang waktu) dari ṣalat Jum’at ke Jum’atan selanjutnya adalah
penghapus dosa antara waktu-waktu tersebut selama tidak melakukan dosa besar” (HR.
Muslim)
3.
Berzikir setelah shalat
Yakni
dengan melantunkan ẓikir yang ada pada hadiṭ berikut,
مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ، فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَقَالَ: تَمَامَ الْمِائَةِ: لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ
زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barangsiapa
yang bertasbih setiap selesai ṣalat 33x, bertahmid 33x, bertakbir 33x, sehingga
totalnya 99, kemudian menggenapkannya menjadi 100 dengan membaca : ‘Laa ilaaha
illallāhu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala
kulli syai-in qādiir’, maka dosa-dosanya akan diampuni meski seperti buih di
lautan” (HR. Muslim)
4.
Berjalan kaki ke masjid
Rasulullāh
ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ
بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ
إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَاْلأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Siapa
yang bersuci di rumahnya, lalu berjalan ke salah satu rumah Allāh untuk
menunaikan salah satu kewajiban yang Allāh tetapkan, maka salah satu langkahnya
akan menghapus dosa, satunya lagi akan mengangkat derajatnya” (HR. Muslim)
5.
Berwuḍu sesuai petunjuk Nabi, lalu shalat sunnah setelahnya
Dalam
hadiṭ yang panjang dari ‘Uṭman bin ‘Affan rāḍiyallāhu ‘anhu,
setelah menceritakan tata cara wuḍu Nabi, beliau berkata, “Rasulullāh ṣallallāhu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى
رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa
yang berwuḍu seperti wuḍu-ku ini, kemudian ṣalat 2 rāka’at dan tidak
menyibukkan hatinya dalam 2 rāka’at itu, maka Allāh akan mengampuni dosanya
yang telah lalu” (Muttafaqun ‘alaihi)
6.
Sedekah
Nabi ṣallallāhu
‘alaihi wa sallam bersabda,
والصدقة تطفىء الخطيئة كما يطفىء الماء النار
“Dan
sedekah bisa memadamkan (menghapus) dosa sebagaimana air bisa memadamkan api”
(HR. Tirmiẓi)
7.
Berjabat tangan ketika bertemu
Nabi ṣallallāhu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ، فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا
غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا“Tidaklah
2 orang muslim bertemu lalu saling berjabat tangan kecuali dosa keduanya akan
diampuni sebelum keduanya berpisah” (HR. Abu Dawud, Tirmiẓi, dan Ibnu
Majah, dinilai ṣahih oleh Syaikh Al Albani)
8.
Berdo’a setelah mendengar adzan
Rasulullāh
ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ المُؤَذّنَ: أشْهَدُ أنْ لا إِلهَ
إِلاَّ اللَّه وحدَه لا شريك لَهُ، وَأنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،
رَضِيتُ باللَّهِ ربا، وبمحمد رَسُولاً، وبالإِسْلامِ دِيناً، غُفِرَ لَهُ
ذَنْبُهُ
“Siapa
yang mendengar aẓan lalu mengucapkan, ‘Asyhadu an laa ilaaha illallāhu wahdahu
laa syariika lahu, wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rāsuuluh, rāḍiitu billahi
rābba, wa bi Muhammadin rāsuula, wa bil Islaami diina’, maka dosanya akan
diampuni” (HR. Muslim)
9.
Berbuat baik setelah terjatuh dalam kesalahan
Rasulullāh
ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وأتبع السيئة الحسنة تمحها
“Dan
ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya akan menghapus kejelekan tersebut”
(HR. Tirmiẓi)
10.
Bersabar ketika tertimpa musibah
Nabi ṣallallāhu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى، مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ،
إِلَّا حَطَّ اللَّهُ لَهُ سَيِّئَاتِهِ، كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Tidaklah
seorang muslim ditimpa cobaan, baik berupa sakit maupun selainnya, kecuali
Allāh akan menggugurkan dosanya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya”
(Muttafaqun ‘alaihi)
Itulah
beberapa amalan harian yang merupakan sebab datangnya ampunan Allāh. Hanya
saja, pada dasarnya dosa besar hanya bisa terhapus dengan bertaubat.
KUNCINYA ADALAH TAUHID KEPADA ALLAH TA'ALA
Yang
paling penting dari itu semua adalah tauhid. Tauhid
adalah sebab terbesar datangnya ampunan Allāh di hari akhir nanti. Dalam sebuah
hadiṭ qudsi, Allāh berfirman,
يا ابن آدم لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي
شيئاً لأتيتك بقرابها مغفرة
“Wahai
anak Adam! Seandainya kamu datang menghadap-Ku dengan membawa dosa sepenuh
bumi, lantas engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku
dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangkan ampunan sebesar dosamu itu”
(HR. Tirmiḍi)
Akan
tetapi, jika tauhid ini hilang atau tercampur kesyirikan, maka sebagaimana
sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
ومن لقيه يشرك به شيئا دخل النار
“Siapa
yang berjumpa dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, akan
masuk neraka” (HR. Muslim)
Semoga
Allāh Ta’ala mewafatkan kita di atas tauhid dan mengampuni dosa-dosa
kita serta kaum muslimin seluruhnya.
Wallāhu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar